Engky Handoko
Di pucuk bambu angin membentuk tarian
Matamu berkarat luka rakyat
Kegelisahan membangun keliaran
Manuskrip pemberontakan
Tertata rapi di syair syair kekosongan
Di tegukan ke tiga secangkir teh
Aku membeku
Desau itu masih seperti kemarin
Tidak menjanjikan apapun
Selain melemparkanku ke sunyi sunyi terdahulu
Lalu kunyanyikan kelam,
sambil menjebak biduan dangdut
Demi meredakan dendam
Ketika kata tidak mampu lagi meredam sepi
Puisimu menjadi mimpi, serupa sapuan kuas di serat kanvas
Benarkah kebeningan kata dan warna tersimpan makna?
Ah ! ternyata kita masih terjebak luka !
2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar