Rabu, 22 Oktober 2008

TASIKMALAYA

Engky Handoko




Di sore bergincu tembaga
Aku mengetuk pintu waktu dan
Puisi terbawa nyanyian mega mega
Sementara kunang kunang bersemedi
Di rambut sunyi.Akupun hilang kata kata
Ketika napas kota tersenggal pesta-pora

Mataku panah bianglala
Yang menawarkan cinta coca cola
Membelah dada disepanjang trotoar jalan
Malaikat kecil dalam gendongan
kumpulkan recehan di jalan pembangunan

Di bawah monumen tanpa kepala
Batin tercabut luka rumput,lupa diri mengabdi,
Retorika tumpah dimeja meja da’wah

Budaya tinggalkan sejarahnya
Seperti sediakala
Bianglalapun tapakur di kota ujur

Manakah kepala dan tanganku
Teriak batu!
Padahal telah kutatah harapan!
Kucangkul kemiskinan!

Aku hanya segelintir pasir di monumen yang terusir.


2007

Tidak ada komentar: