Rabu, 22 Oktober 2008

DIK.....

Engky Handoko



dik! seperti kemarin cerita mengendap itu
Kita lalui dengan meninggalkan pecahan makna
Udara kesedihan, kemarahan, dendam dan gelisah
sering kaususun dalam bayangan kelam lalu
‘ menyusuri kota pahlawan yang lelap dengan cahaya gemerlap

dik! seperti kemarin malam menangis ketika
Pagi menerobos jendela, menebar kehangatan yang jatuh bersama sisa peluh
Angin, daun, ranting dan pohonan menusuk tanah
Lantas kita mengembara sambil menggauli matahari lalu
‘ menyusuri kota yang terbangun dari kelelahan malam tadi

dik! seperti kemarin sunyi itu tetap bau bacin diantara selangkanagan hari
ku curi mimpi itu dengan sunyi hati
dan jangan lupa dik!
Sampaikan salamku rokib dan atib, sebab janji tidak mugkin dipungkiri.

Di detak jam kutitipkan harapan yang panjang
.

Tidak ada komentar: